Thursday, March 3, 2011

Minta Maaf sama Anak? Siapa Takut!



Tiada manusia yang sempurna. Hal ini juga berlaku pada orangtua. Orangtua juga manusia yang dapat melakukan kesalahan kepada siapa pun, termasuk kepada anaknya. Secara sadar atau tidak, orangtua dapat melakukan kesalahan yang terkadang dapat menyakiti hati anaknya.
Dalam contoh, Agung, sebagai ayah berjanji kepada anaknya akan pulang bekerja pada pukul tujuh malam. Namun, secara tiba-tiba Agung diajak untuk menghadiri rapat oleh pimpinannya di kantor. Hal ini menyebabkan Agung tidak dapat pulang tepat waktu sesuai dengan janjinya terhadap anaknya. Contoh lain, Putri, seorang ibu dengan dua orang anak, melihat sang kakak merebut mainan dari adiknya. Putri, tanpa memperjelas masalahnya terlebih dahulu langsung menghukum kakak. Padahal, sang kakak melakukan hal tersebut karena adiknya mengganggu dirinya saat sedang bermain. Masih banyak contoh-contoh lain orangtua melakukan kesalahan kepada anaknya seperti misalnya terlambat menjemput di sekolah, atau lupa akan janjinya terhadap anak.
Apa yang harus dilakukan orangtua jika hal tersebut terjadi? Tentu saja meminta maaf kepada anaknya. Namun terkadang, orangtua enggan melakukan hal tersebut. Gengsi, malu, dan merasa tidak perlu membuat orangtua enggan meminta maaf kepada anaknya walaupun melakukan kesalahan. Meminta maaf tidak hanya berlaku bagi orang yang lebih muda kepada orang yang lebih tua, namun juga sebaliknya.
Meminta maaf jika melakukan kesalahan merupakan salah satu cara untuk menunjukkan rasa hormat. Rasa hormat itu seharusnya berlangsung dua arah. Prinsipnya adalah perlakukan orang lain seperti Anda ingin diperlakukan oleh orang lain. Meminta maaf kepada anak berarti menghormati anak.
Orangtua juga merupakan role model bagi anaknya. Orangtua selalu mengajarkan untuk meminta maaf jika melakukan kesalahan. Sudah seharusnya, orangtua juga mencontohkan hal tersebut ketika melakukan kesalahan kepada anaknya jika ingin anaknya meminta maaf ketika melakukan kesalahan.


Meminta maaf dengan benar

Orangtua tidak perlu malu untuk meminta maaf kepada anak jika melakukan kesalahan. Yang perlu dilakukan orangtua adalah mengakui kesalahan yang dilakukan kepada anak dan mintalah maaf dengan tulus kepada anak. Anak merupakan makhluk yang mempunyai perasaan, anak akan mengerti apakah permintaan maaf diucapkan dengan tulus atau tidak.
Pola berpikir anak belum mencapai hal-hal yang sifatnya abstrak dan bersifat implicit. Oleh karena itu, kata maaf yang diucapkan harus tepat sasaran. Dalam arti, katakan maaf secara langsung dan dengan kalimat yang tidak berbelit-belit sehingga anak dapat memahami maksudnya. Mintalah maaf atas perbuatan salah yang dilakukan bukan atas pribadi orangtua. Orangtua juga tidak perlu mencari-cari alasan untuk membenarkan perbuatan salah tersebut.
Selain meminta maaf, orangtua dapat menawarkan kepada anak untuk memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan. Tetapi, sebaiknya orangtua harus dapat memastikan hal tersebut terlebih dahulu dan mengingat agar tidak mengulang kesalahan yang sama.
Pada tahap tertentu, anak telah dapat mengerti dan memahami mana yang benar dan mana yang salah. Maka jangan ragu dan malu untuk meminta maaf kepada anak jika melakukan kesalahan.

No comments:

Post a Comment